JAKARTA. Setiap orang tua tentu ingin memberikan pendidikan terbaik bagi
anaknya. Sebab, pendidikan inilah yang akan menjadi bekal dan modal
bagi anak hingga mampu mandiri kelak. Segala upaya persiapan dana
pendidikan dilakukan orang tua demi bisa menyekolahkan anak di
sekolah-sekolah terbaik.
Nah, kenaikan biaya pendidikan di
Indonesia yang melaju melebihi inflasi tentu mengharuskan kita berhitung
secara cermat dan bersikap bijak dalam memilih produk-produk keuangan.
Tengok saja beberapa sekolah ternama, menetapkan kenaikan biaya
pendidikan antara 10% hingga 20% per tahun. Bandingkan, berapa tinggi
kenaikan pendapatan kita?
Jadi, jika Anda ingin aman, silakan
tempatkan dana pendidikan anak pada produk dengan imbal hasil minimal
setara inflasi, syukur-syukur bisa lebih tinggi sesuai kenaikan biaya
pendidikan di sekolah atau perguruan tinggi yang dituju. Jika salah
memilih instrumen investasi, bisa-bisa target dana yang dicapai masih
jauh dari kebutuhan biaya pendidikan. Jika ini yang terjadi, Anda harus
membujuk si kecil yang telah remaja kelak untuk memilih sekolah atau
perguruan tinggi sesuai dengan dana yang tersedia.
Tabungan Pendidikan Extra CIMB Niaga
Kini,
hampir semua bank memiliki produk tabungan pendidikan baik berjangka
maupun reguler. Nah, baru-baru ini Bank CIMB Niaga meluncurkan produk
Tabungan Pendidikan Xtra. Iklan mencolok pun tampil di papan reklame
"Nabung Rp 5 juta, dapat jaminan dana pendidikan total hingga Rp 7,9
miliar." Inilah strategi pemasaran bank yang sekilas menggiurkan bagi
calon nasabah.
Anda, tentu, perlu mencerna dan memahami terlebih
dahulu bahasa iklan semacam ini. Sebab, biasanya di bawahnya diberi
catatan syarat dan ketentuan. Dalam kondisi normal, dana yang terkumpul
Rp 1,9 miliar.
Menurut Sukiwan, Vice President Consumer
Liabilities Business Group Head CIMB Niaga, latar belakang peluncuran
produk Tabungan Pendidikan Xtra adalah lantaran tingkat risiko yang
dihadapi nasabah semakin besar dari tahun ke tahun. Dalam kondisi
seperti ini, jika nasabah penyetor meninggal dunia, pendidikan anaknya
bisa terancam. "Kalau hanya memberikan perlindungan tabungan pendidikan,
tidak maksimal hasilnya," ujar Sukiwan.
Nah, lewat produk ini,
ahli waris nasabah akan mendapatkan dua manfaat perlindungan. Pertama,
jaminan perlindungan terhadap dana pendidikan. Jika nasabah meninggal
atau cacat tetap, skema atau rencana tabungan akan diteruskan pihak
asuransi.
Kedua, nasabah juga mendapatkan jaminan pertanggungan
pengganti biaya hidup sebesar 5 kali dari nilai setoran rutin. Misalnya
nasabah menyetor Rp 5 juta per bulan, maka pertanggungan biaya hidup
untuk ahli waris adalah Rp 25 juta per bulan yang akan ditransfer ke
rekening ahli waris atau keluarga yang ditunjuk. "Inilah perlindungan
yang membuat produk ini lebih spesial dibandingkan tabungan pendidikan
pada umumnya." jelas Sukiwan.
Dalam memberikan manfaat asuransi,
CIMB Niaga menggandeng perusahaan asuransi Sun Life dan bergabung
menjadi PT CIMB Sun Life. Setiap nasabah yang hendak membuka produk ini
akan diminta melakukan cek kesehatan terlebih dahulu. Nasabah juga tak
perlu khawatir tentang biaya premi asuransi. "Murni gratis dari bank dan
nasabah sudah bisa mendapatkan perlindungan sejak bulan pertama
menabung," imbuh Sukiwan.
CIMB Niaga menetapkan jaminan
pertanggungan lima kali nilai setoran berdasarkan rumus 20% pendapatan.
Pertimbangannya adalah saat menabung seseorang diharapkan bisa
menyisihkan 20% dari penghasilannya. Dengan demikian, jika terjadi
musibah terhadap nasabah, keluarga bisa mendapatkan total pertanggungan
(100%).
Tapenas BNI
Lain lagi dengan BNI
yang memiliki Tabungan Perencanaan Masa Depan (Tapenas) BNI. Tabungan
berjangka ini bisa dimanfaatkan nasabah sesuai kebutuhan masing-masing,
tidak harus khusus untuk pendidikan. Menurut Purnomo B.Soetadi, EVP
Customer Management and Marketing Bank BNI, pihaknya tidak langsung
menawarkan untuk memakai produk Tapenas. "Nasabah harus tahu terlebih
dahulu, apa tujuan keuangannya, jangka waktu yang dimiliki berapa lama,
dan bagaimana profil resiko nasabah," ujar Purnomo.
Jika profil
nasabah adalah konservatif, akan dipilihkan produk deposito atau
Tapenas. Namun, jika profil nasabah moderat atau agresif, BNI akan
menawarkan beberapa alternatif produk seperti reksadana, ORI, Sukuk, dan
lain-lain. Produk Tapenas BNI menurut Purnomo cocok untuk nasabah
dengan profil risiko konservatif, tidak memiliki dana tunai besar, namun
mampu mengangsur secara rutin.
Ini berbeda dengan deposito yang
memerlukan setoran awal cukup besar. "Tidak setiap nasabah mampu
menaruh dana yang besar." imbuh Purnomo. Oleh karena itu, produk Tapenas
ini adalah solusi bagi nasabah yang tidak punya dana langsung besar,
tetapi punya dana untuk mengangsur secara rutin dan juga membantu
nasabah disiplin menabung.
Tapenas BNI bisa disetor rutin dengan
nominal yang sangat terjangkau, yakni kelipatan Rp 50.000 dan maksimal
Rp 5 juta. Tapenas juga sudah digabung dengan asuransi jiwa yang berlaku
sejak bulan pertama menjadi nasabah. "Tidak perlu tes kesehatan, jika
terjadi sesuatu pada nasabah, ada jaminan, sehingga tidak menganggu
rencana dana pendidikannya," jelas Purnomo.
Asuransi jiwa bawaan
Tapenas ini gratis bagi nasabah. Namun bila nasabah ingin menambahkan
asuransi jenis lain akan dikenakan biaya premi.
Dalam
merencanakan keuangan, Purnomo menyarankan hendaknya nasabah juga
mempertimbangkan kemampuan finansial. Taruh kata, dalam waktu 20 tahun
anak ingin kuliah di universitas tertentu. BNI akan memberi saran sesuai
kemampuan keuangan nasabah yang bersangkutan dan menujukkan sebenarnya
berapa dana yang terjangkau untuk dikumpulkan sebagai biaya pendidikan
anak.
Anggap saja seseorang membutuhkan dana Rp 100 juta, namun
setelah dihitung hasil Tapenas hanya Rp 70 juta. "Kami menyarankan agar
nasabah tidak ngotot menambah nominal setoran, tetapi bisa mencari
alternatif sekolah atau perguruan tinggi lain yang lebih terjangkau,"
ujar Purnomo.
Sejauh ini, menurut Purnomo, nasabah yang membuka
rekening Tapenas memilih tenor waktu 10 tahun. Ia pun mendapati fenomena
menarik dari para nasabah Tapenas BNI. "Dalam rentang waktu sekian
tahun, pola ekonomi nasabah bisa berubah, pendapatan naik, dan
semacamnya, sehingga penggunaan Tapenas tidak harus untuk dana
pendidikan," jelas Purnomo.
Pandangan financial planner
Menurut
Lisa Soemarto, perencana keuangan dari AFC, Tabungan Pendidikan Xtra
merupakan gabungan antara investasi dan asuransi, sehingga tidak bisa
jika dibandingkan dengan reksadana sebagai produk murni investasi.
Tabungan pendidikan ini menawarkan suku bunga antara 3,75% hingga 5% per
tahun sesuai tenor waktu setoran. Setoran paling singkat tiga tahun
akan mendapat bunga 3,75% dan setoran terlama adalah 20 tahun akan
mendapat bunga 5% per tahun.
Bunga berlaku tetap selama lima
tahun, dan akan dikaji setiap lima tahun. Nah, dari gambaran bunga yang
diberikan ini, tampak bahwa produk ini cocok bagi Anda yang konservatif.
Namun bagi Anda yang tergolong moderat atau agresif, tentu bunga
maksimal 5% per tahun ini jauh tertinggal dibanding produk-produk
investasi lainnya.
Mencermati bunga yang diberikan paling tinggi
5%, artinya masih tertinggal dibanding kenaikan biaya pendidikan yang
berkisar 10% hingga 20% per tahun. "Hasilnya tidak maksimal," ujar Lisa.
Sedangkan benefit asuransi yang diberikan, menurut Lisa, juga bisa
dibeli secara terpisah.
Sekadar gambaran, Eko Endarto, perencana
keuangan dari Financia Consulting, memberikan perbandingan dengan
reksadana saham yang bisa memberikan imbal hasil antara 15% hingga 20%
per tahun. "Jika dana ditempatkan pada reksadana saham dengan hasil 15%,
setoran bulanan yang harus dibayarkan selama 20 tahun adalah Rp 1,3
juta. Bila hasil reksadana saham 20% per tahun, Anda hanya setor Rp
610.000 per bulan," papar Eko.
Sebenarnya, masih menurut Eko,
produk tabungan pendidikan cocok untuk keperluan jangka pendek. Meski
begitu, menilik bunga tabungan pendidikan yang hanya 3,75% hingga 4%
untuk jangka waktu hingga 3 tahun, hasilnya masih terbilang sangat
kurang dibandingkan dengan ORI yang memberi imbal hasil 6% per tahun
atau saving bonds yang minimal memberi imbal hasil 8,75%.
Meski
demikian Eko berpendapat bahwa tabungan pendidikan tetap memiliki
keunggulan dibanding tabungan reguler. "Ada hasil yang bisa dikatakan
pasti, dan perlindungan yang biasanya tidak ada di produk tabungan
biasa. Selain itu juga keharusan nasabah diikat menjadi kelebihan
tabungan ini yang menjadikan nasabah disiplin dengan tujuan
keuangannya," jelas Eko.
Masuk dalam penjaminan LPS
Sebagai
produk bank, tabungan pendidikan, menurut perencana keuangan Diana
Sandjaja, juga memiliki beberapa daya tarik. Pertama, tabungan
pendidikan mendapat penjaminan LPS jika terjadi likuidasi pada bank.
"Risiko kehilangan dana menjadi lebih kecil karena ada LPS yang
menjamin," ujar Diana.
Kedua, target dana yang dicapai menjadi
lebih pasti karena ada kontrak yang mengikat besaran angka pemberian
bunga. Ketiga, ada bundel dengan produk proteksi alias asuransi juga
menarik.
Terlebih lagi, Tabungan Pendidikan Xtra juga memberikan
uang pertanggungan sebesar lima kali penghasilan nasabah, selain
setoran bulanan akan dilanjutkan oleh perusahaan asuransi. "Jadi setoran
tetap dilakukan dan dilanjutkan sesuai tenor waktu, meski orang tua
sudah tiada," imbuh Diana.
Sayangnya, produk tabungan pendidikan
memberikan bunga yang sangat kecil dibandingkan nilai inflasi biaya
pendidikan yang bisa mencapai 10% hingga 20%. "Dikhawatirkan jumlah dana
tidak cukup untuk membiayai pendidikan anak ketika jatuh tempo," ujar
Diana mengingatkan. Salah satu solusi mengimbangi inflasi biaya
pendidikan adalah orangtua harus menabung dalam jumlah lebih besar.
Diana
menganjurkan tenor tabungan pendidikan tidak lebih dari 3 tahun. "Kalau
tenor di atas 3 tahun sayang kalau pilih yang konvensional tabungan,
lebih baik memilih yang agresif," imbuh Diana. Sekadar contoh, jika
hanya memiliki rentang waktu dua tahun Diana sangat tidak menyarankan
menaruh di reksadana, tetapi lebih baik ke tabungan pendidikan yang
umumnya juga lebih menarik ketimbang tabungan reguler.
Menurut
Ruben Sukatendel, perencana keuangan dari
Fokus Finansial, tabungan
pendidikan cocok bagi Anda yang tidak memilik banyak waktu untuk
berurusan dengan bank. "Daripada tidak pernah menyiapkan dana
pendidikan, tabungan pendidikan merupakan alternatif yang membuat orang
menjadi disiplin. Terkait dengan besarnya bunga,
Ruben mengingatkan
bahwa suku bunga yang dijamin oleh LPS adalah di bawah suku bunga LPS
yang saat ini 7,75% per tahun.
Kini, Anda, sebagai orang tua
yang bijak, silakan mengukur kemampuan finansial dan tujuan pendidikan
anak Anda per jenjang. Agar tidak kelabakan saat dana pendidikan perlu
dibayarkan ke sekolah yang dituju, Anda harus berhitung secara cermat
sejak usia anak masih dini. Semakin dini Anda menyiapkan dana
pendidikan, semakin lama rentang waktu yang Anda miliki dan memilih
produk terbaik. Dan, tentu saja, semakin besar peluang si kecil meraih
cita-cita dan mimpi-mimpinya kelak. Selamat berhitung! Percayalah, jerih
payah Anda saat ini akan berbuah manis kelak.